Jumat, 12 September 2014

Ikhlas

Aku merasa keadilan tidak pernah ada dipihakku. Aku merasa kemarahan dalam hati ku. Ya, aku marah, aku kesal hingga air mata ini kering tak bersisa. Aku seharus nya mengerti akan keadaan ini, karna bukan satu atau pin dua kali aku mengalami nya. Akan tetapi aku ga tau apa akal sehat ku yang tak baik atau kah hati ku ini. Semua rasa berkmecamuk dalam diriku. Hingga aku tak bisa menahan amarah ini ! Aku... Aku terlalu lelah untuk mencoba tetap tegak. Ya allah, apa rencana Mu itu untuk ku ? Mengapa begitu sulit ? Dan mengapa begitu sakit ? Aku tau.. Yang sedang ku alami sekarang adalah cobaan untuk bisa IKHLAS. Ya, seharus nya aku tifak boleh bertanya apa apa lagi dalam hatiku. Seharusnya aku tidak marah dan tidak merasa jika Allah itu tidak adil terhadap ku. Aku tau, aku memang salah. Maaf kan aku ya allah.. Ampuni aku.

Kamis, 11 September 2014

tak bernafas, tak bernyawa

Secarik kertas yang ada dihadapanku masih terlihat bersih tanpa ada satu pun noda atau pun coretan diatas nya. Sang penulis pun masih terdiam, termenung,karna dia bingung... Bingung ingin menulis apa di secarik kertas itu. Hingga dia pun akhir nya bertanya dalam hati "apa yang harus aku lakukan ? Jika aku hanya terdiam seperti ini aku tidak dapat membahagiakan orang orang yang kucinta. Tapi, harus darimana aku memulai ? Apa aku sudah memulai nya ? Mengapa begitu sulit ? Padahal aku sudah terbiasa untuk menulis apa lagi hanya disecarik kertas. Tapi untuk hari ini mengapa aku terlalu bingung ? " sang penulis pun memilih diam dalam lamunan nya. Membiarkan secarik kertas dan pena yang ada ditangan nya. Namun, dalam lamunannya, sang penulis terkejut karena secarik kertas itu tiba tiba tertawa. Secarik kertas itu tertawa terbahak bahak melihat kebingungan yang dialami sang penulis. Lalu ia berkata "mengapa ? Mengapa hah ? Kau hanya terdiam seperti patung. Apa otakmu dan hati mu itu sudah tak berfungsi lagi sehingga kau tidak bisa menulis apa pun ? Atau kah... Dirimu terlalu banyak fikiran atau terlalu banyak beban ? Oh aku tau.. Kau diam begini tak bisa berfikir gara gara terlalu banyak masalah dalam hidupmu ? Hahahahaha. Dirimu begitu naif sang penulis yang terhormat. Kau begitu ingin dipuji hingga kau lupa bagaimana cara nya menulis. Sehingga sampai bernafas pun dirimu lupa " sang penulis tercengang mendengar perkataan secarik kertas, "benarkah aku begitu buruk di matamu secarik kertas? Lalu apa yang harus ku lakukan? " secarik kertas pun terdiam lalu ia berkata "buang lah aku, lalu berlari lah dan mohon ampun pada tuhan Mu" sang penulis heran mendengar jawaban secarik kertas "jika aku membuang mu, aku mungkin tak akan bisa menulis lagi " lalu secarik kertas itu pun bertanya " apa sekarang kau bisa menulis dengan fikiran dan hati yang terasa gundah?"

Senin, 16 September 2013

kamu

kita satu kelas, terus kita suka saling bertatapan. tapi, kita hanya sebatas teman. teman ... just it.
aku, kamu ga pernah menjadi satu. walaupun aku suka sama kamu, tapi aku hanya bisa menyimpannya dalam hati. jauh dari dalam hatiku, aku ingin kamu mengetahuinya. semakin aku mencoba untuk membenci mu, tambah lah rasa inginku untuk menyukai dan memilikimu. aku sadar, kini aku telah memiliki seseorang yang telah lama mendiami hatiku. tapi, rasanya aku tidak bisa menyangkal bahwa aku memang benar menyukai kamu. kamu yang dulu selalu menggodaku, memerhatikanku, walaupun aku merasa ini hanya candaan atau buyonan seorang lelaki kepada ku. aku sadar, aku terlalu berharap dan terlalu menganggap semua ini nyata. kepercayaan diriku yang terlalu tinggi membuat aku merasa kamu pun sama menyukai ku. padahal, TIDAK SAMA SEKALI...