Kamis, 11 September 2014

tak bernafas, tak bernyawa

Secarik kertas yang ada dihadapanku masih terlihat bersih tanpa ada satu pun noda atau pun coretan diatas nya. Sang penulis pun masih terdiam, termenung,karna dia bingung... Bingung ingin menulis apa di secarik kertas itu. Hingga dia pun akhir nya bertanya dalam hati "apa yang harus aku lakukan ? Jika aku hanya terdiam seperti ini aku tidak dapat membahagiakan orang orang yang kucinta. Tapi, harus darimana aku memulai ? Apa aku sudah memulai nya ? Mengapa begitu sulit ? Padahal aku sudah terbiasa untuk menulis apa lagi hanya disecarik kertas. Tapi untuk hari ini mengapa aku terlalu bingung ? " sang penulis pun memilih diam dalam lamunan nya. Membiarkan secarik kertas dan pena yang ada ditangan nya. Namun, dalam lamunannya, sang penulis terkejut karena secarik kertas itu tiba tiba tertawa. Secarik kertas itu tertawa terbahak bahak melihat kebingungan yang dialami sang penulis. Lalu ia berkata "mengapa ? Mengapa hah ? Kau hanya terdiam seperti patung. Apa otakmu dan hati mu itu sudah tak berfungsi lagi sehingga kau tidak bisa menulis apa pun ? Atau kah... Dirimu terlalu banyak fikiran atau terlalu banyak beban ? Oh aku tau.. Kau diam begini tak bisa berfikir gara gara terlalu banyak masalah dalam hidupmu ? Hahahahaha. Dirimu begitu naif sang penulis yang terhormat. Kau begitu ingin dipuji hingga kau lupa bagaimana cara nya menulis. Sehingga sampai bernafas pun dirimu lupa " sang penulis tercengang mendengar perkataan secarik kertas, "benarkah aku begitu buruk di matamu secarik kertas? Lalu apa yang harus ku lakukan? " secarik kertas pun terdiam lalu ia berkata "buang lah aku, lalu berlari lah dan mohon ampun pada tuhan Mu" sang penulis heran mendengar jawaban secarik kertas "jika aku membuang mu, aku mungkin tak akan bisa menulis lagi " lalu secarik kertas itu pun bertanya " apa sekarang kau bisa menulis dengan fikiran dan hati yang terasa gundah?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar